Apa yang terlintas di pikiran kamu saat mendengar kata Obsessive Compulsive Disorder (OCD)? OCD sering sekali dikaitkan dengan sosok seseorang yang terobsesi dengan kebersihan atau keteraturan. Meskipun gambaran tersebut dapat mewakili gejala OCD, namun sebenarnya OCD jauh lebih kompleks dari itu.
Apa itu OCD?
OCD merupakan salah satu gangguan kecemasan yang ditandai dengan gejala obsesif dan kompulsi. Obsesi merupakan munculnya pikiran mengganggu yang terus muncul secara berulang, sementara itu kompulsi merupakan tingkah laku atau aktivitas mental berulang yang dianggap harus dan perlu dilakukan. Tingkah laku berulang tersebut umumnya memakan waktu yang lama sehingga cukup berpengaruh pada aktivitas sehari-hari seseorang. OCD umumnya dapat dialami setiap individu di berbagai budaya. Munculnya gangguan biasanya ditemukan di masa remaja dan dewasa muda.
Tema-tema pikiran
Salah satu gejala utama OCD adalah pikiran obsesi yang berulang. Seseorang dengan OCD tidak selalu terobsesi mengenai kebersihan atau kerapihan. Berikut ini adalah berbagai contoh tema pikiran berulang yang umumnya dapat ditemukan pada orang dengan OCD.
Contamination. Ketakutan akan terkontaminasi bakteri, kotoran, atau penyakit saat melakukan aktivitas tertentu misalnya seperti menyentuh tombol lift, memegang gagang pintu, dll. Umumnya kekhawatiran ini mengarahkan pada perilaku mencuci atau membersihkan.
Doubting. Kekhawatiran melakukan suatu hal tidak secara tepat yang mengakibatkan peristiwa buruk terjadi pada dirinya atau orang lain (misalnya khawatir tidak mematikan kompor, khawatir tidak mengunci pintu, dll.) Termasuk juga kekhawatiran melakukan kesalahan saat melakukan aktivitas dan dapat berdampak negatif pada orang lain (misalnya saat mengirim email atau saat membayar tagihan menggunakan kartu). Umumnya perilaku ini diikuti dengan perilaku memeriksa atau mengecek berulang yang memakan waktu panjang.
Ordering. Kekhawatiran adanya konsekuensi negatif apabila terdapat peristiwa maupun aktivitas yang terasa tidak tepat atau tidak teratur. Misalnya saat menaruh sepatu harus dalam posisi simetris dan menghadap utara, apabila tidak maka ia khawatir akan terjadi peristiwa buruk.
Religious. Kekhawatiran adanya pikiran yang menentang keyakinan agama yang dianut. Preokupasi terhadap pikiran atau bayangan mengenai agama
Aggressive. Kekhawatiran menyakiti orang lain atau berperilaku tidak tepat di tempat umum.
Beberapa dari kita pasti pernah memiliki kekhawatiran mengenai tema-tema pikiran yang telah disebutkan di atas. Lalu apakah itu menandakan kita memiliki OCD?
"Jawabannya adalah, belum tentu."
Pikiran mengganggu sebenarnya dapat muncul pada siapa saja, termasuk pada orang yang tidak memiliki OCD. Umumnya saat pikiran mengganggu muncul di benak seseorang, ia dapat mengabaikan atau menganggapnya sebagai hal yang netral sehingga kita dapat melanjutkan aktivitasnya.
Individu dengan OCD memandang pikiran mengganggu yang muncul sebagai pikiran yang berbahaya atau sebagai pertanda bahwa hal buruk akan terjadi. Kecemasan yang muncul dari pandangan tersebut diatasi dengan melakukan perilaku kompulsi tertentu. Siklus pikiran dan tingkah laku tersebut terjadi secara berulang dan menimbulkan frustasi maupun kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Menjalani kehidupan dengan OCD dapat menjadi hal yang melelahkan. Pikiran mengganggu, rasa cemas dan keinginan untuk melakukan tingkah laku berulang dapat mengganggu keberfungsian sehari-hari. Meskipun OCD merupakan gangguan yang kompleks, kesempatan untuk pulih selalu ada. Untuk melalui proses pemulihan, tenaga profesional kesehatan mental dapat membantu individu dengan OCD melalui pemberian psikoterapi maupun medikasi jika diperlukan.
Referensi:
Burroughs, E., Kitchen, K., Sandhu, V., & Richter, P. M. (t.thn.). Obsessive Compulsive Disorders: A Handbook for Patients and Families. Dipetik May 2021, dari Sunnybrook Health Sciences Center: https://sunnybrook.ca/uploads/1/departments/psychiatry/ocd-information-guide-2015.pdf
Comments